Minggu, 25 Agustus 2013

sang pemimpin teladan yang pernah dilahirkan ke dunia

"Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu adalah menjadi suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Ilahi dan (kedatangan) hari kiamat dan orang-orang yang senantiasa ingat kepada Allah." (QS. Al-Ahzab 33: 21).

Sejak dari abad ke abad telah lahir pemimpin-pemimpin besar di tengah-tengah berbagai-bagai kaum dan bangsa, baik yang khusus diutus Tuhan sebagai Rasul atau Nabi maupun yang dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.

Hampir semua Rasul/Nabi atau pemimpin-pemimpin itu titik berat tugas yang dilaksanakannya hanya terbatas pada satu atau dua-tiga bidang kepentingan kehidupan, umpamanya di bidang agama, atau politik saja, atau ekonomi saja, atau kebudayaan saja dan lain-lain. Tidak ada yang meliputi semua bidang yang sifatnya menyeluruh, all round.

Berbeda halnya dengan kepemimpinan Nabi Muhammad s.a.w. Mengenai kepemimpinan Rasulullah itu, dilukiskan oleh Abul A'la Maududi, sebagai berikut: "Adapun pada diri Nabi Muhammad saw terhimpun dan terpusat semua sifat-sifat kepemimpinan yang diperlukan, Beliau adalah seorang Ahli Hikmat, tapi beliau juga seorang pelaksana dari ajaran-ajaran yang dikembangkannya, seorang negarawan yang ulung, seorang prajurit yang luar biasa (jenius). Beliau adalah seorang pengatur dan pencipta undang-undang (legislator), seorang pembina moral dan akhlak. Dia adalah seorang pembina kerohanian ummat, disamping menjadi pemimpin agama. Pandangan beliau jauh menembus ufuk cakrawala kehidupan.Perintah-perintahnya meliputi semua bidang kehidupan, sejak dari masalah-masalah kecil yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sampai kepada soal-soal yang bersifat internasional.

Akhirnya Maududi menyimpulkan : "Nabi Muhammad adalah satu-satunya contoh kepemimpinan yang lengkap, dimana semua keunggulan/keistimewaan terkumpul dalam diri seorang pribadi." (He is the only example where all excellences have been blended into one personality). (The Prophet of Islam, hal 25).

Baiklah dikemukakan di sini secara singkat tentang kepemimpinan Rasulullah dalam beberapa bidang supaya bisa menjadi tauladan bagi kita semua.

Nabi Muhammad sebagai pemimpin agama.

Beliau mengembangkan agama yang menjadi landasan dalam kehidupan ummat manusia, tak ubahnya laksana fondasi dari satu bangunan. Landasan itu ialah TAUHID, yaitu kepercayaan yang bulat dan mutlak terhadap ke-Esaan Allah SWT dan hanya kepada Allah SWT sajalah manusia wajib berbakti dan menyembah.

Sebagian besar ummat manusia pada waktu itu tidak murni lagi kepercayaannya. Sebab di samping percaya kepada Allah, mereka percaya pula kepada tuhan-tuhan yang lain, malah ada yang menyembah patung-patung dan berhala-berhala. Ada pula yang percaya kepada pengaruh udara, matahari, bulan, bintang dan lain-lain yang mereka anggap menentukan keadaan dan nasib mereka. Apabila ditimpa kesusahan, mereka minta tolong kepada patung-patung, kalau mendapat nikmat, mereka memuja-muji berhala-berhala."Kekacauan" dalam bidang kepercayaan ini membawa pengaruh yang "kacau" pula dalam membentuk pandangan dan sikap yang buruk terhadap bidang-bidang kehidupan lainnya.Dengan ajaran Tauhid ini yang beliau ajarkan dan mantapkan kepada ummatnya dalam masa lebih kurang 13 tahun, akhirnya merupakan sumber yang memancarkan kemurnian, kekuatan yang mampu mengubah sikap hidup dan cara pikir ummat manusia pada waktu itu sesuai dengan pokok-pokok misi yang dijalankan oleh Rasulullah (Muhammad).

Sebagai pemimpin agama, maka titik awal dan titik berat ajaran yang dikembangkan oleh beliau ialah menanamkan Tauhid, yang dalam Al-Quran disebutkan dengan predikat "Syaratun-thaiyibah" ; yaitu pohon yang baik, yang memenuhi syarat-syarat untuk hidup dan memberikan kehidupan.Apabila pohon Tauhid itu sudah tegak, kecuali dia kelihatan indah, daunnya yang rindang dapat dijadikan tempat berteduh di panas yang terik, buahnya bisa dinikmati kelezatannya, pun mahapenting ia berdiri tegak dan mantap (istiqamah), tidak bergoncang ditiup angin taufan sekalipun, sebab akarnya telah tertancap jauh ke dalam bumi (iman yang kuat dan kokoh).

Nabi Muhammad sebagai negarawan.

Setelah Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tenaga inti yang sudah terlatih dan terseleksi, yaitu kaum Muhajirin, dibantu oleh kaum Anshar, maka dalam masa kurang lebih 10 tahun, satu masa yang relatif pendek, Rasulullah telah berhasil membangun satu pemerintahan Islam, DAULAH ISLAMIYAH, yang lengkap memenuhi unsur-unsur yang diperlukan dalam membangun dan mengembangkannya.Dalam segala bidang kehidupan, Rasulullah melaksanakan essensi dari pokok-pokok kehidupan suatu negara dan ummat, yang dalam kehidupan demokrasi beberapa abad kemudian terkenal dengan istilah: kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan (liberte, egalite, fraternite).

Ajaran Islam memberikan hak-hak kemerdekaan kepada pemeluknya yang menjadi warganegara Kekuasaan Islam yang baru dibangun pada masa itu. Kemerdekaan berpikir dan kemerdekaan melahirkan pendapat dalam pemerintahan senantiasa dikembangkan oleh negarawan yang bernama Muhammad. Di samping itu, baik melalui ketentuan-ketentuan dalam pemerintahan maupun dalam sikap dan pergaulan sehari-hari, beliau mengembangkan ruh dan semangat persamaan serta persaudaraan.

Beliau menghapuskan perbedaan-perbedaan karena keturunan, kekayaan, kebangsaan, perbedaan warna, dan kulit serta lain-lain sebagainya, sehingga orang-orang asing seperti Salman Al Farisi yang berkebangsaan Persia, diberikan kedudukan dan memegang peranan yang penting dalam pemerintahan Islam. Dalam pergaulan dan urusan-urusan keagamaan, seorang yang berkulit hitam dan tadinya pernah menjadi budak seperti Bilal bin Rabah, mendapat kedudukan sesuai dengan kemampuannya dan loyalitasnya.

Walaupun kepemimpinan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai utusan Allah (Rasulullah) senantiasa mendapat bimbingan dan petunjuk Ilahi, tapi mengenai pelaksanaan sesuatu hal yang tidak ditetapkan oleh wahyu, beliau selalu bermusyawarah dengan para pembantunya serta para sahabat pada umumnya, sesuai dengan garis-garis yang ditetapkan oleh wahyu Ilahi, yang memerintahkan:

"Bermusyawarahlah dengan mereka dalam beberapa urusan." (QS. Ali Imran 3: 159). "Urusan-urusan mereka haruslah (diputuskan) dengan musyawarah diantara mereka sendiri." (QS. As-Syura 42: 38).

Nabi Muhammad sebagai pembangun moral.

Salah satu faset lainnya kepemimpinan Rasulullah ialah tentang misi beliau sebagai pembangun moral, akhlak dan budi pekerti.

Malah justru membangun moral itu merupakan tugas beliau yang utama, seperti dinyatakan oleh Rasulullah sendiri:"Saya diutus (titik beratnya) ialah untuk menyempurnakan (membangun) akhlak yang mulia." (Riwayat Imam Malik). Akhlak itu menjadi mustika (intan-permata) yang memantulkacahaya yang berkilau-kilau dalam kehidupan manusia. Tak ubahnya laksana kembang bunga di dalam suatu taman yang menambah keindahan taman tersebut bila dipandang mata.

Segala sifat-sifat dan watak yang baik, terpuji, mulia dan yang seumpamanya adalah termasuk dalam rangkaian akhlak itu. Misalnya saja sifat-sifat: rendah hati (tawadhu'), penyantun, ramah tamah, pemaaf, penyabar, sopan santun, ulet, sederhana, jujur, amanah, cerdas (fathanah) dan berpuluh-puluh sifat lainnya.

Budipekerti yang mulia itu lebih dahulu diterapkan dan ditunjukkan oleh Rasulullah sendiri dalam pergaulan sehari-hari, sehingga tidak heran apabila akhlak beliau itu laksana magnet yang mampu menarik jarum yang berserakan di sekitarnya.

Ucapan-ucapan beliau sesuai dengan sifat dan tingkah lakunya, sesuai kata dengan perbuatan.

Akhlak Rasulullah itu telah berhasil melembutkan hati manusia yang kesat, menundukkan sikap yang kasar, menimbulkan respek dan simpati orang banyak, menambah kecintaan orang-orang yang miskin, meyakinkan kaum wanita atas perlindungan yang diberikannya dan lain-lain sebagainya.

Dalam hubungan dengan pengaruh akhlak dan sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, disimpulkan oleh Abdur Rahman 'Azzam, bekas sekjen Liga Arab beberapa puluh tahun yang lalu, sebagai berikut:

"One of the most important aspects of this revolution was the moral and spiritual transformation which Muhammad examplified in his deeds and personality and in the principles he advocated in accordance with the letter and spirit of his message. "Maksudnya :"salah satu aspek yang paling penting dari perubahan (revolusi) itu ialah penjelmaan akhlak dan jiwa yang diterapkan oleh Muhammad dalam perbuatan dan kehidupan pribadinya dan dalam prinsip-prinsip yang dipertahankannya sesuai dengan kata-kata dan semangat ajaran yang menjadi pokok tugasnya."
(The Eternal Message of Muhammad, hal 77).

Keluhuran akhlak Rasulullah itu telah mendapat pujian dan bimbingan khusus dari Allah, seperti dinyatakan dalam Al-Quran (yang artinya) : "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar- benar mempunyai budipekerti yang agung." (QS. Al-Qalam 68 : 4).
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Apa kata negarawan dan ilmuwan tentang Muhammad

Pilihan saya menjadikan Muhammad pada rangking tertingi tokoh yang paling berpengaruh di dunia barangkali mengejutkan sebagian pembaca dan mungkin dipertanyakan oleh sebagain yang lain, akan tetapi dialah satu-satunya orang yang pernah ada dalam sejarah yang paling berhasil baik dalam ukuran agama maupun ukuran sekuler. (Michael H. Hart, The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, Hart Publishing Company, Inc. 1987, p. 33)

Kesuksesan terbesar dalam hidup Muhammad sepenuhnya muncul dari kekuatan moral. Bukanlah kemajuan agama Islam, namun sifat permanent agama tersebut yang menyebabkan kita takjub. Kesan yang sempurna dan murni terhadap pribadinya yang ia pahatkan di Mekah dan Madinah tetap terjaga sekalipun telah berlalu revolusi masuknya orang-orang India, Afrika dan Turki kepada Al Quran selama 12 abad. (Edward Gibbon and Simon Oakley in History of the Saracen Empire, London, 1870).

Saya ingin tahu kehidupan terbaik seseorang yang pesonanya tertanam di dalam sanubari jutaan orang saat ini. Saya menjadi yakin lebih dari yang pernah saya alami sebelumnya bahwa bukanlah pedang yang memenangkan Islam pada saat itu. Adalah kesederhanaan yang kuat, ekspresi kerendah-hatian dari sang Nabi, memegang teguh janji, dedikasinya yang tinggi pada para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaanya yang tinggi terhadap Tuhan dan terhadap misinya. Inilah (yang menjadi kunci keberhasilan), dan bukannya karena pedang di depan mereka untuk mengatasi setiap rintangan. Ketika aku menutup volume kedua (dari Biografi sang Nabi), saya sedih tidak ada lagi yang bisa kubaca dari kehidupannya yang agung tersebut. (Mahatma Gandhi, dikutip dari harian Young India, 1924)

Saya selalu memandang agama Muhammad secara tinggi karena begitu hebat vitalistasnya. Inilah satu-satunya agama yang saya lihat memiliki kemampuan asimilasi terhadap fase perubahan eksistensi yang membuatnya menarik pada setiap jaman. Saya telah mempelajari dia (Muhammad), menurut saya ia adalah manusia yang menakjubkan, dan dalam pandangan saya sebagai seorang anti-Kristen, ia patut disebut sebagai Penyelamat Kemanusiaan. … Saya percaya bahwa kalaupun orang seperti dia memilih cara diktaktor menurut ukuran dunia modern, dia akan berhasil mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Dalam pengertian ia akan menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Saya telah memperkirakan bahwa kepercayaan Muhammad akan bisa diterima oleh Eropa di masa yang akan datang sebagaimana ia telah mulai diterima Eropa saat ini. (Sir George Bernard Shaw, The Genuine Islam, Vol. 1, No. 8, 1936)

Dr Joe Leigh Simpson adalah Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi, Profesor Obstetri dan Ginekologi, dan Profesor Molekular dan Genetika Manusia di Baylor College of Medicine, Houston, Texas, Amerika Serikat.

Sebelumnya, dia adalah Profesor dari Ob-Gyn dan Ketua Departemen Ob-Gyn di University of Tennessee, Memphis, Tennessee, Amerika Serikat. Dia juga Presiden Fertility Society Amerika.

Profesor Simpson mempelajari dua perkataan berikut Nabi Muhammad:

"Di setiap salah satu dari kalian, semua komponen kreasi Anda dikumpulkan bersama dalam rahim ibumu oleh empat puluh hari ..."

"Jika empat puluh dua malam telah melewati embrio, Tuhan mengirimkan malaikat untuk itu, yang membentuk dan menciptakan pendengaran, visi, kulit, daging, dan tulang ...."

Ia belajar dua perkataan Nabi Muhammad secara luas, mencatat bahwa empat puluh hari pertama merupakan tahap jelas dibedakan embrio-genesis. Dia sangat terkesan dengan ketepatan dan keakuratan dari mereka perkataan Nabi Muhammad. Kemudian, dalam salah satu konferensi, dia memberikan pendapat sebagai berikut:

"Jadi bahwa kedua hadits (perkataan Nabi Muhammad) yang telah dicatat memberikan kami sebuah meja waktu tertentu untuk pengembangan embriologis utama sebelum empat puluh hari.

Sekali lagi, intinya telah dibuat, saya pikir, berulang kali oleh pembicara lain pagi ini: hadits ini tidak mungkin diperoleh atas dasar pengetahuan ilmiah yang tersedia [at] saat menulis mereka. . . . Ini mengikuti, saya pikir, yang tidak hanya tidak ada konflik antara genetika dan agama tetapi, pada kenyataannya, agama bisa membimbing sains dengan menambahkan wahyu kepada beberapa pendekatan ilmiah tradisional, bahwa tidak ada pernyataan dalam abad ditampilkan Quran kemudian akan berlaku, yang pengetahuan dukungan dari Qur'an diturunkan oleh Allah.

Dr E. Marshall Johnson adalah Profesor Emeritus Anatomi dan Perkembangan Biologi di Thomas Jefferson University, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Di sana, selama 22 tahun ia adalah Profesor Anatomi, Ketua Departemen Anatomi dan Direktur Institut Daniel Baugh.

Dia juga Presiden Society Teratology. Dia telah menulis lebih dari 200 publikasi. Pada tahun 1981, selama Konferensi Kedokteran Ketujuh di Dammam, Arab Saudi, Profesor Johnson mengatakan dalam penyajian makalah penelitiannya:

"Ringkasan: Qur'an menjabarkan tidak hanya perkembangan bentuk eksternal, tetapi menekankan juga tahapan internal, tahapan dalam embrio, penciptaan dan pengembangan, menekankan peristiwa besar yang diakui oleh ilmu pengetahuan kontemporer.

Juga dia berkata: "Sebagai seorang ilmuwan, saya hanya bisa berhubungan dengan hal-hal yang dapat saya lihat. Saya bisa memahami embriologi dan biologi perkembangan. Saya bisa mengerti kata-kata yang diterjemahkan kepada saya dari Quran.

Seperti yang saya berikan contoh sebelumnya, jika saya berpindah waktu ke jaman itu, mengetahui apa yang saya tahu hari ini dan menjelaskan sesuatu, saya tidak bisa menggambarkan sesuatu yang telah dijelaskan.

Saya tidak menemukan bukti untuk fakta untuk menyangkal konsep bahwa orang ini, Muhammad, harus mengembangkan informasi ini dari tempat lain. Jadi saya melihat apa-apa di sini bertentangan dengan konsep bahwa campur tangan Ilahi terlihat dalam apa yang ia mampu untuk menulis "

Dr William W. Hay adalah seorang ilmuwan kelautan terkenal. Dia adalah Profesor Ilmu Geologi di University of Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Dia adalah mantan Dekan dari Sekolah Rosenstiel Ilmu Kelautan dan Atmosfer di Universitas Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Setelah diskusi dengan Profesor Hay tentang Quran menyebutkan fakta-fakta baru ditemukan di laut, katanya:

"Saya merasa sangat menarik bahwa informasi semacam ini dalam kitab suci kuno dari Al-Qur'an, dan aku tidak punya cara untuk mengetahui di mana mereka akan datang, tapi saya pikir itu sangat menarik bahwa mereka ada dan bahwa pekerjaan ini adalah terjadi untuk menemukannya, arti dari beberapa bagian "Dan ketika ditanya tentang sumber Quran, ia menjawab:". Nah, saya akan berpikir itu harus menjadi dewa "

Dr Gerald C. Goeringer adalah Direktur Kursus dan Profesor Kepala Embriologi Kedokteran di Departemen Biologi Sel, Sekolah Kedokteran, Universitas Georgetown, Washington, DC, Amerika Serikat. Selama Konferensi Kedokteran ke-Saudi di Riyadh, Arab Saudi, Profesor Goeringer dinyatakan bahwa dalam penyajian makalah penelitiannya:

"Dalam ayat yang relatif sedikit (ayat Alquran) yang terkandung penjelasan lebih komprehensif perkembangan manusia dari waktu percampuran dari gamet melalui organogenesis. Tidak ada catatan yang berbeda dan lengkap dalam pembangunan manusia, seperti klasifikasi, terminologi, dan deskripsi, ada sebelumnya.

Dalam sebagian besar, jika tidak semua, kasus, deskripsi ini antedates oleh beberapa abad rekaman dari berbagai tahap perkembangan embrio dan janin manusia yang tercatat dalam literatur ilmiah tradisional "

Dr Yoshihide Kozai adalah Profesor Emeritus di Universitas Tokyo, Hongo, Tokyo, Jepang, dan Direktur dari National Astronomical Observatory, Mitaka, Tokyo, Jepang. Dia berkata:

"Saya sangat terkesan dengan menemukan fakta-fakta astronomi benar di al Quran, dan bagi kami para astronom modern telah mempelajari bagian yang sangat kecil dari alam semesta. Kami telah memusatkan upaya kita untuk memahami [a] bagian yang sangat kecil.

Sebab dengan menggunakan teleskop, kita dapat melihat hanya bagian sangat sedikit [dari] langit tanpa berpikir [tentang] alam semesta. Jadi, dengan membaca [ini] Quran dan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, saya pikir saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta.

Profesor Tejasen Tejatat adalah Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Chiang Mai, Thailand. Sebelumnya, dia adalah Dekan Fakultas Kedokteran di universitas yang sama. Selama Konferensi Kedokteran ke-Saudi di Riyadh, Arab Saudi, Profesor Tejasen berdiri dan berkata:

"Selama tiga tahun terakhir, saya menjadi tertarik dalam Quran. . . . Dari penelitian saya dan apa yang saya pelajari dari konferensi ini, saya percaya bahwa segala sesuatu yang telah dicatat dalam Quran seribu empat ratus tahun yang lalu harus menjadi kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan sarana ilmiah.

Karena Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, Muhammad pasti seorang utusan yang menyampaikan kebenaran ini, yang diwahyukan kepadanya sebagai pencerahan yang oleh orang yang memenuhi syarat [sebagai] pencipta. Pencipta ini harus menjadi Allah.

Oleh karena itu, saya pikir ini adalah waktu untuk mengucapkan La ilaha illa Allah, tidak ada Tuhan selain Allah (Tuhan), Muhammadur rasoolu Allah, Muhammad adalah Rasul (Nabi) Allah (Tuhan).

Terakhir, saya harus mengucapkan selamat untuk pengaturan yang sangat baik dan sangat sukses untuk konferensi ini. . . . Yang saya dapatkan tidak hanya dari sudut pandang ilmiah dan sudut pandang agama tetapi juga kesempatan yang bagus bertemu banyak ilmuwan terkenal dan membuat banyak teman baru di antara para peserta.

Yang paling berharga dari semua yang telah saya peroleh dengan datang ke tempat ini adalah La ilaha illa Allah, Muhammadurrasolulloh, dan telah menjadi seorang Muslim.

"Muhammad adalah seorang jenius yang sangat luar biasa.
Berbeda dengan Kristus, Muhammad bukanlah figur kegagalan, namun figur dengan keberhasilan yang mengagumkan.
Perhatian pada apa yang ada di sini dan di saat ini menjadi ciri khusus Islam : tak ada seorang realis yang melebihi Nabi Muhammad SAW, yang merupakan seorang jenius politik sekaligus spiritual."
(Karen Armstrong, dalam A History of God: The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam)